Senin, 02 April 2018

BAGAIMANA CINTA MAMPU MEMBUAT SESEORANG BODOH



Hari ini 2 April 2018, Aku dan seorang teman janjian akan menonton sebuah film yang diangkat dari kisah nyata 2 orang sahabat yang akhirnya menikah setelah 12 tahun menjalin persahabatan dan sang lelaki selama 12 tahun tersebut menyembunyikan cintanya terhadap wanita yang tak lain adalah sahabatnya itu. Kisah ini diambil dari perjalanan panjang Ditto “Percussion” dan Ayu diah bing slamet.
Okay aku akan cerita sedikit mengenai film yang judulnya “ Teman tapi Menikah”. Film ini menceritakan tentang Ditto dan Ucha (nama panggilan orang terdekat Ayu). Ayu yang posisinya adalah seeorang aktris sejak dia usia belia, selalu muncul di televise dan berbagai surat kabar masa itu. Ditto yang hanya seorang anak laki-laki biasa dari dua orang bersaudara ternyata merupakan fans Ucha, dia menggap Ucha adalah malaikat yang ada di dalam tv di rumahnya. Namun, akhirnya saat masuk SMP Ditto ternyata satu sekolah sama si Ucha bahkan satu kelas dan si Ucha akhirnya duduk sebangku sama Ditto. Okay di mulailah persahabat itu. Ditto yang dasarnya udah suka sama Ucha dari doi masih kecil yah ga serta merta bakal lupain rasa sukanya kan ? jadi persahabatan itu dimulai dengan Ditto yang selalu menyembunyikan rasanya ke Ucha.
Singkat cerita deh, ucha mulai didekatin sama kakak kelasnya yang namanya Darma, Ditto yang satu band sama Darma tau banget gimana darma dan dia udah coba ingetin Ucha untuk hati-hati sama cowok kayak darma, tapi Ucha tetap aja ngotot pengen sama Darma, Ditto yang cemburu tapi gak bisa nunjukin rasa cemburunya akhirnya memilih untuk jadian sama temennya Ucha yang deketin Ditto duluan, tapi emang dasarnya Ditto sayangnya sam Ucha akhirnya dia putus sama pacarnya, okay si Ucha masih stay sama Darma, Ditto mulai lagi sama cewe lain yang lebih “manja” tapi tetp aja gak bertahan lama, Ucha ya mikirnya Ditto emang playboy gak tau deh apa alasan Ditto ganti-ganti pacar gitu. Btw Ditto itu punya komitmen untuk jadi Good person yang bisa dibanggain sam Ucha, ya emang dasarnya Ditto lebih pintar dari si Ucha, ditto itu sampai rela pindah jurusan dari IPA ke IPS demi bisa bareng sama Ucha mulu. O balik lagi ke komitmen Ditto, akhirnya Ditto yang sering neglihat Ucha pulang bareng Darma naik mobil akhirnya dia beraniin diri buat minta mobil ke papa, dan respon papnya adalah “daripada minta dibeliin, kan lebih efisien kalau kamu beli mobil pake duit usaha kamu sendiri Mas”. Balasan papanya Ditto. Ya ditto ceritalah ke Ucha dan ucha ngasih challenge yang akhirnya jadi motivasi ditto untuk buat ucha bangga, dari ditto harus bisa cari dut sendiri buat beli mobil, tapi yang mudah dulu dengan beli scooter dan orang ypertama yang diboncengin harus ucha. Merasa selalu termotivasi ditto yang memang paling handal main percussion akhirnya manggung-manggung gitu ya dapet duit terus beli scooter, demi Menuhin janji ke ucha dia sampai diputrusin pacarnya karena ngelarang pacarnya naik motornya sebelum ucha, kebayang ga sih lo gimana gilanya si Ditto. Okay next setelah lulus ditto akhirnya ke Bandung karena keterima kuliah disana, ya secara tidak langsung ditto ke bandung juga demi bisa move on dari ucha yang ternyata balikan lagi ke darma padahal udah diselingkuhin, dan ngerengek manja ke ditto, tapi pada akhirnya balik lagi ke cowok brengs*k itu. Ditto akhirnya ketemu cewe baru di Bandung namanya Dilla, ya sempat bertahan 4 tahun, Ucha yang akhirnya jadian dnegan Rifnu, merekalah menjalankan kehidupan masing-masing sih. Btw ditto yang makin sukses, kuliah dan karirnya akhirnya bisa beli mobil dan bayangin langsung di bawa ke Jakarta demi bisa wujudin janji dia ke ucha, gilaaa banget ga sih nih cowo. Ucha yang selalu bodo amat sama dia, ucha yang Cuma dating ketika dia butuh ditto terus pergi ke cowo lain, ditto yang selalu nyediain bahu, tenaga nungguin ucha syuting, nganterin baju syuting ucha tengah malem, nungguin ucha selama 12 tahun, putus dengan Dilla yang udah dipacarin selama 4 tahun dan akhirnya mencoba menyatakan rasanya ke ucha, ucha malah udah mau nikah sama Rifnu, tapi sempet ga jadi ngomong akhirnya terucaplah rasa itu, ucha yang ngerasa “dikhianati” menghilang dari ditto. Tapi Rifnu yang paham gimana ucha rela nunggu demi kepastian ucha, dan yaaa pada akhirnya ucha sadar siapa yang sellau ada buat dia. Dia akhirnya dating ke konser tour ditto di Bali, dan saat itu juga Ditto ngelamar Ucha dan akhirnya di terima sama ucha dan akhirnya mereka menikah.
Okay, kebayangkan dari cerita panjang lebar yang aku paparin di atas seberapa bodohnya seeorang Ditto mencintai dalam diamnya selama 12 tahun. “Cinta mah iya tapi jangan bego”, ya ungkapan itu yang di ucapin ditto waktu nasehati ucha, tapi dia gaak nyadar apa seberapa begonia dia berjuang sendirian untuk cewek yang sama sekali gak ngerespon ditto lebih selain jadi seeorang sahabat, cewek yang sellau ninggalin ditto saat dia lagi punya pacar, cewek yang Cuma dataeng ke ditto saat dia butuh dang ak ada yang bisa bantuin dia. Akhirnya aku mikir, untuk menjadikan sebuah cinta itu nyata, kamu memang akan di bodohi dan dib ego-begoin oleh cinta. Cinta yang kamu simpan dalam diam memang tidak akan diketahui oleh orang yang kamu cintai, tapi cukup dengan di bodohi oleh cinta itu maka kamuy akan bahagia. Aku sendiri agak seddikit kesel ketika nonton film ini, kenapa ditto mesti sebodoh itu demi cewek yang menurut aku gak sespesiel itu harus sampai diperjuangin selama 12 tahun, ada rasa salut dan ada rasa kesal ketika ngelihat ditto berjuang, tapi akhirnya aku paham ternyata itu yang benar-benar menggambarkan cinta dan ketulusan.
Hehe alay banget yak, gak papa lah yak, buat review film yang menurut gue cukup menarik dan membawa pelajaran di dalamnya. Ya walaupun gue gak bakal sebodoh ditto dan sekut ditto untuk berjuang 12 tahun demi cinta pertama gue sih. Tapi kalau misalnya di bumi ini amsih ada species kaya ditto gue mau satu deh. Hehe jadi pesen gue yak, lo pada boleh cinta, tapi jangan dibegoin sama cinta yak.

Jumat, 16 Maret 2018

KEBIMBANGAN

Aku merasa saat ini di usia yang tidak lagi di anggap seorang anak kecil, aku sama sekali belum melakukan apapun yang berarti. hari demi hari aku merasakan penurunan kualitas diriku, kemarin dikala senja menyambut  aku berpikir sesuatu, apakah benar yang dikatakan seorang pendeta dulu padaku, "nak apapun yang kamu lakukan akan sia-sia tanpa kamu memgang teguh Tuhan dalam hatimu" saat aku mendengar itu aku hanya berpikir, bagaimana mungkin effort seseorang akan sia-sia hanya dengan dia tidak memeluk sebuah agama yang pasti. Namun kemarin kala senja itu aku mulai tersadar sungguhkah aku benar-benar harus memeluk agama yang pasti untuk hilang dari keabu-abuan ini ? tanda tanya besar bagiku, hanya saja terlalu naif kah atau aku yang tgerus menolak untuk mengatakan "IYA" terhadap pemikiran-pemikiran yang muncul itu. apa mungkin aku terlalu takut atau memang aku seorang pecundang yang tidak dapat berpikir mengenai yang benar. Sampai pada detik aku menulis tulisan ini, aku masih dalam kebimbangan dan oergumulan yang memusingkan. entah ini akan berakhir, atau mungkin entah kapan aku akan berani untuk mengakhiri keabu-abuan in, masih merupakan rahasia Senja.